Sabtu, 22 Maret 2014

A Storiette About Dorky Which Passed the HighSchool of Sorrows (Berbagi Cerita)

Berbagi Cerita
Karya M.A.S. Triaji Nugroho

Halo..! Namaku Deo, aku sekolah di salah satu International School di Jakarta. Kata orang aku hebat dalam pelajaran fisika tapi paling payah kalo di suruh latihan fisik. Bel sekolah bunyi pada jam 07.00, itu berarti aku sudah harus berangkat sekitar jam 06.00, karena jarak dari rumah ke sekolah sangat jauh.

Dan akhirnya sampai sekolah tepat jam 06.45. Saat mau masuk kelas, seperti biasa sudah ada Aldo dan Dony, mereka suka nge-bully orang.
“Eh, mau  kemana kamu?” tanya Aldo
“Mau masuk ke kelas.”
“Tunggu kita main-main dulu aja sebentar.” Sahut  Dony
“Nggak ah! Bentar lagiaku masuk”
“Jangan banyak bacot ayo ikut, lagian Cuma sebentar kok.” Kata Aldo
 Aku langsung di tarik paksa ke WC, “Tiiidaaaaaakkkk....!!!!” byur langsung basah seketika.

Yap, seperti biasa. Setiap masuk ke kelas pasti basah kuyuk,“Deo, kamu kenapa?” Tanya bu Elina si guru fisika dan ia juga adalah wali kelasku.
“Nggak, apa-apa bu tadi jatoh di becekan.”
“Ada-ada saja kamu sana duduk!”

Untungnya  sekarang aku sudah kelas 3 SMA. Ini juga udah di akhir semester jadi tinggal beberapa minggu lagi untuk mengikuti UN dan menuju perguruan tinggi. Walaupun banyak rintangannya, yang membuatku bertahan adalah Ana, dia adalah cewek tercantik di sekolah. Setiap kali ketemu pasti setiap mau ngomong langsung grogi.
“Ana!”
“Ada apa Deo?”
“Tadi bu Ana ngasih tugas nggak?” jadi gagap gara-gara grogi
“Kenapa Deo? Nggak kedengeran.”
“Sudah, lupain aja.” Jalan menjauh sambil nunduk.

Satu minggu kemudian bu Elina memberi tugas kelompok dan langsung membagi kelompoknya dan juga tidak lupa badan basah kuyuk gara-gara di ajak main ke WC sama Aldo dan Dony.
“Ya, anak-anak ibu akan memberi kalian tugas kelompok. Satu kelompok berisi 2 anggota.” Kata bu Elina.

Tak lama kemudian namaku di panggil.
“Deo!”
“Iya bu.”
“Kamu satu kelompok dengan Ana!”
Wah!, mimpiku akhirnya terwujud.
“Tugas kalian semua adalah membuat sebuah karya tangan yang berhubungan dengan listrik dan di buat laporannya.”





Besoknya aku kerumah Ana disitu kami memikirkan apa yang harus kami buat, dan Ana menyarankan untuk membuat sumber listrik dari buah. Loh! Aku bingung.
“Gimana Deo setuju nggak?”
“Okelah, aku setuju sama ide kamu.”
“Kamu yang beli bahannya nanti aku yang ngerakitnya ya!”

Ana pun langsung ngasih daftar belanjaan yang harus dibeli di situ ada 3 kentang, lampu bohlam, lempengan tembaga, dll. Aku langsung membelinya di pasar, mini market, dan di toko material terdekat. Hari sudah sore aku langsung ke rumah Ana untuk memberi bahan-bahan yang aku beli tadi, “Ni Ana, belanjaan tadi, hehehe!” kata ku sammbil tertawa kecil.
“Terima kasih ya Deo.”

Esoknya, pagi-pagi aku kerumahnya untuk menyelesaikan tugas, karena besok hari senin kami harus menyelesaikannya hari ini karena nanti akan di persentasikan. Dan dalam waktu 1 hari 1 malam kami menyelesaikannya dengan baik.

Besoknya  entah kenapa Aldo dan Dony tidak masuk. Aku pun siap untuk persentasi tanpa basah-basahan. Bu Ana mengabsen kelas, ternyata Aldo dan Dony sakit. Kelompok kami di panggil untuk mempersentasikan karya kami. Panjang lebar kami jelaskan hasil karya kami, “Kentang bisa bisa menyalakan lampu ini, itu karena kentang dan lempeng tembaga  itu menghasilkan arus listrik, karena getah kentang mempengaruhi logam-logam ini secara kimiawi layaknya larutan elektrolit dalam aki.” Jelas ku
“Yak, beri tepuk tangan untuk Deo dan Ana!” kata bu Elina
Saat pulang sekolah aku sudah berada di depan gerbang sekolah, lalu Ana memanggilku,
“Deo! Terima kasih ya”
“Buat apa?”
“Terima kasih ya buat hari ini!” Ana bicara sambil memelukku
Itu adalah momen terindah dalam hidupku.

***
H-3 UN, kami satu kelas berdoa bersama agar kami berhasil mendapatkan perguruan tinggi favorit kami. Tapi  ada hal yang kurang Aldo dan Dony tidak datang juga biasanya mereka sudah cegat aku di depan kelas.

H-1 UN, bu Elina akan membagi nomor ujian. Saat itu Aldo dan Dony masuk tapi mereka terlihat pucat dam tampak tidak bersemanggat. Aku pun mulai bingung

Hari yang kutunggu-tunggu datang juga. Aku mengerjakan soal-soal dengan lancar. Saat UN usai Aku dan Ana dan teman-teman yang lain menuggu pengumuman hasil UN. Kami semua lulus dengan hasil yang memuaskan, begitu pula dengan Aldo dan Dony.

Dan begitulah bagaimana caraku melewatkan masa SMA yang indah. Sekarang Aku kuliah  di UI, Ana dan keluarganya pindah ke Sydney, Australia, Ana melanjutkan sekolahnya di sana. Aldo dan Dony sekarang mereka berada di Pusar Rehabilitasi karena kasus Narkoba. Semoga saja di kuliah akan seindah masa SMA, yang penuh dengan liku-liku.

S  E  L  E   S   A  I 



Puisi - Pesta Perpisahan Nenek (Grandma's Farewell Party)

Pesta  Perpisahan Nenek
Karya M.A.S. Triaji Nugroho


Kenapa kau pergi terlalu jauh
Jauh dari mataku
Kenapa kau pergi terlalu cepat
Sekilas dari mataku

Bernafas kau masih hidup
Bernafas kau adalah segalanya
Bicara kalau semua ini hanya fiksi
Bicara kalau semua ini tidak nyata

Memori ilusi dan emosi
Itu masih berputar di kepalaku

Oh. Itu beberapa tahun yang lalu
Kau jatuhkan banyak air mata
Nenek tercinta
Semoga ini menjadi akhir dari semua

Dan sekarang
Ku melihat semuanya telah hilang
Lepaskan saja

Relakan saja

A Storiette of Rose King's (Raja Mawar)

Raja Mawar
Karya M.A.S. Triaji Nugroho

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh sang Raja Mawar. Raja Mawar belum memiliki seorang ratu yang menemani hidupnya. Itu mungkin karena Raja Mawar adalah raja yang sangat egois dan pelit pada warganya, sehingga para warganya membencinya.

Di pagi hari yang indah, Raja Mawar  dan para pengawalnya jalan-jalan keliling kerajaan. Ditengah perjalanan Raja Mawar melihat seorang wanita yang cantik. Keesokan harinya Raja Mawar kembali berjalan-jalan berharap bertemu wanita cantik itu lagi. Akhirnya Raja bertemu wanita cantik itu disuatu taman. Raja Mawar mendekati dan berkenalan dengan wanita cantik itu.
“Wahai wanita cantik siapakah namamu?” tanya raja mawar
“Nama hamba Dewi Rembulan yang mulia.” Jawab wanita cantik itu
Setalah berbincang-bincang dengan raja, Dewi Rembulan pulang kerumahnya.

Saat malam harinya Raja Mawar bermimpi, dia akan meninggal saat dia akan menikahi Dewi Rembulan. Saat Raja Mawar terbangun, ia meminta sang penafsir mimpi untuk mengartikan mimpinya, “Tertelan racun saat malam kemenengan Dewa Emas.” Kata sang penafsir mimpi.

Malam berikutnya Raja bermimpi yang sama dengan mimpi sebelumnya, tapi ia melihat ada seseorang yang memberi kalung emas kepada Dewi Rambulan.

Paginya Raja Mawar mengajak Dewi Rembulan sarapan di taman istana. Disitu Raja Mawar langsung melamar Dewi Rembulan, tetapi Dewi Rembulan belum mau menjawabnya dan pergi menjauhi Raja Mawar.

Malamnya Raja Mawar bermimpi, Dewi Rembulan meninggalkannya di sebuah kerajaan yang hancur, rata dengan tanah. Saat Raja terbangu, Raja Mawar pun bertanya pada Angeli,
“Sebenarnya apa arti dari mimpiku itu?” tanya Raja Mawar.
“Berbuatlah yang baik-baik, tinggalkan yang buruk, jangan mudah terpengaruh, dan waspadalah ada yang akan mencelakakanmu.” Jawab Angeli.

Pada siangnya Raja Mawar  jalan-jalan berkeliling istana, sambil merenungi kata-kata Sang Penafsir Mimpi dan Angeli. Saat malam Raja Mawar tidak sadar kalau makanannya telah di beri racun oleh Diablo. Diablo adalah mahluk yang senang mengganggu manusia saat pikiran lagi kacau. Sesudah makan Raja Mawar terkapar di bawah meja makan.

Pengawal kerajaan yang melihat Raja terkapar langsung membawa Raja ke kamarnya. Saat terbangun, Raja Mawar sudah berada di kamarnya. Team Medis kerajaan berusaha keras untuk menyembuhkan Raja. Tepat jam 12.00 malam Angeli datang dan memberi ramuan untuk menyembuhkan Raja. Paginya Dewi Rembulan datang menjenguk Raja Mawar.
“Bagaimana keadaan Baginda?” tanya Dewi Rembulan
“Aku baik-baik saja. Dewi maukah kamu membantuku membereskan keadaan di kerajaan ini?”
“Baiklah, hamba siap membantu Baginda.”


Setelah sembuh, Raja Mawar yang dulunya jalan-jalan keliling kerajaan hanya untuk kesenangan pribadi, sekarang dia jalan-jalan sambil membantu warga kerajaan yang lagi dalam kesusahan, dan dia menyumbangkan hartanya ke para warga yang miskin. Dewi Rembulan selalu menemani Raja, kemanapun Raja pergi Dewi selalu di sampingnya.

Satu bulan kemudian, semua warga kerajaan menjadi senang dengan Raja Mawar, bahkan Raja ingin dijadikan Dewa oleh para warga, tapi Raja Mawar enggan dijadikan Dewa. Di pagi hari yang indah Raja Mawar mengajak Dewi Rembulan ke taman istana, di depan pancuran Raja kembali melamar Dewi Rembulan, dan Dewi Rembulan menerimanya.

Seminggu setelah itu, Raja Mawar dan Dewi Rembulan menikah. Semua warga menyaksikan upacara pernikahan Raja Mawar yang Bijaksana dan Dewi Rembulan yang Cantik. Saat malamnya Dewi Rembulan diberi kalung emas yang bagus dari Raja Mawar.

Akhirnya mereka di karuniai anak laki-laki yang nanti akan menjadi Raja. Dan mereka hidup bahagia selamanya. Karena kebaikan dan kebijaksanaan Raja Mawar dengan warganya, ia dijuluki sebagai ‘Dewa Emas’,  karena kebaikannya yang seperti ‘emas’.