Sabtu, 03 Desember 2016

Tarung Derajat BOX..!!!

Hai, kali ini saya mau ngebahas tentang Tarung Derajat dari pada banyak basa basi berikut info-infonya yang saya rangkum......


Tarung Derajat adalah seni bela diri berasal dari Indonesia yang diciptakan oleh Achmad Dradjat. Ia mengembangkan teknik melalui pengalamannya bertarung di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai latihan bela diri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.

Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya di Bandung pada 18 Juli 1972 oleh Achmad Dradjat yang biasa dipanggil Aa Boxer. "Box!" adalah salam persaudaraan di antara anggota Tarung Derajat. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam metode pelatihannya. Tarung Derajat dijuluki sebagai "Boxer". Praktisi Tarung Derajat disebut "Petarung".

Sejak 1990-an, Tarung Derajat telah disempurnakan untuk olahraga. Pada tahun 1998, Tarung Derajat resmi menjadi anggota KONI. Sejak itu, Tarung Derajat memiliki tempat di Pekan Olahraga Nasional. Keluarga Olahraga Tarung Derajat sekarang memiliki suborganisasi di 22 provinsi di Indonesia. Setelah diperkenalkan pada 2011 SEA Games di Palembang, namun Tarung Derajat tidak disertakan pada SEA Games 2013 di Myanmar.

Sejarah

Drs. H. Achmad Dradjat 

                          Berawal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan perjuangan hidup yang keras, AA Boxer panggilan akrab dari Drs. Achmad Drajat selalu mencoba untuk mempertahankan diri dari segala bentuk perkelahian yang kerap dialaminya pada masa muda dahulu. Memang menurutnya pada tahun 1960 an, di lingkungan tempat tinggalnya, AA Boxer sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu, selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok, bahkan dirinya menjadi ikut terlibat, bukan AA Boxer yang memulai, tetapi timbul dari keadaan yang terpaksa.
 
                          Pengalaman hidup yang selalu tidak menyenangkan ini telah membekas pada dirinya. "Dari bosan kalah itulah timbul niat untuk menciptakan beladiri", Akhirnya ia mencoba menciptakan teknik-teknik beladiri yang praktis untuk dapat mengangkat kembali kehormatan dirinya agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya yang bertubuh besar. Setelah ditelaah ternyata dalam perkelahian yang selalu dialaminya, ia menemukan 4 unsur gerakan, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak dan membanting. Dalam benaknya timbul, "Kalau ingin menang dalam berkelahi harus mempunyai cara untuk memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain". Dari sini diproses, karena pada dasarnya tangan dapat digerakkan secara alamiah sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Semangat dan ketekunan telah membentuk dirinya menjadi mahir untuk membela diri. Kematangan dalam beladiri semakin bertambah tatkala ada orang yang dengan sengaja ingin mencoba dan mengajak beradu fisik. Bahkan memberanikan diri untuk melindungi orang yang merasa tertindas atau disakiti oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
 
                          Sejak itu, beberapa pemuda berdatangan ingin mempelajari ilmu beladiri yang dimilikinya. Pada saat inilah panggilan dan julukan AA BOXER mulai melekat pada dirinya. Awalnya, AA Boxer tidak berkeinginan untuk mengajari orang untuk beladiri. Ia menciptakan beladiri hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, AA Boxer baru berusia 18 tahun. 



                          Dari beberapa orang, kemudian menyebar dan tumbuh cukup pesat, seperti bola es yang menggelinding makin lama makin besar. Timbul pemikiran untuk membentuk suatu wadah perkumpulan yang mempunyai nama, lahirlah beladiri itu secara ilmiah dari nama panggilan sehari-hari, AA BOXER. Tepatnya tahun 1972, beladiri yang diciptakannya kini sudah memiliki nama. Perjalanan mengajar dan melatih, tumbuh berkembang sampai timbul permintaan untuk mengajar di daerah lain. Renungan dari pengalaman hidup yang diderita dan dijalaninya dengan penuh kesabaran dan tawakal telah menjadikan dirinya tegar dan menumbuhkan rasa percaya diri serta menanamkan keyakinan yang semakin mantap. Perlahan-lahan ditata dan ditinjau kembali teknik dan gerakan yang sudah diciptakan, sehingga kian hari beladiri yang lahir secara alamiah ini mulai menemukan bentuknya. Teknik-teknik yang diyakininya sudah baik mulai dibakukan. Konsepnya untuk menciptakan beladiri yang praktis dan efektif sudah semakin nampak jelas. Semuanya diilhami dari 4 unsur gerakan perkelahian, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting. Menurutnya, sudah kodrat-Nya gerakan-gerakan fisik tersebut ada pada setiap insan manusia yang mutlak bukan milik dari suatu aliran ilmu beladiri lain. 

                        Kedewasaannya yang ikut terbina dengan baik telah membentuk dirinya untuk selalu berfikir positif, nama perkumpulan beladiri AA Boxer terkesan berbau asing dan juga seakan bertentangan dengan idealisme bangsa Indonesia. Menurutnya, beladiri yang telah diciptakan lahir di bumi Indonesia, karena itu nama perkumpulan beladirinyapun harus berasal dari bahasa Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk mendaftarkan olahraga beladiri ini masuk menjadi anggota KONI. Akhirnya berubahlah nama perkumpulan beladirinya menjadi TARUNG DRAJAT. Ini diambil dari kata TARUNG yang artinya perkelahian, perjuangan untuk membela diri, sedangkan kata DRAJAT diambil dari namanya Achmad Drajat. Jadi, arti TARUNG DRAJAT adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat. 

                        Pengetahuan fisik dan batin yang juga ikut dipupuk merasa dirinya seolah berkesan dikultus dari namanya. "Kalau kita memakai nama langsung, kita seolah-olah memiliki suatu hal yang sombong atau takabur, jadi nanti akan ada suatu pengkultusan, kita tidak mau dikultuskan oleh anggota", demikian ujarnya ketika menceritakan perubahan TARUNG DRAJAT menjadi TARUNG DERAJAT. Artinya pun berubah menjadi Berjuang mempertahankan diri untuk mencapai suatu tingkat atau kehormatan, karena DERAJAT itu sendiri mempunyai arti tingkat atau kehormatan.
 
                          Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara. Beladiri yang diciptakan ini memang murni hanya melatih beladiri secara fisik saja, tidak ada unsur lain. Gerakan teknik beladiri yang praktis dan efektif yang dikembangkan ini tidak pernah secara khusus untuk bisa beladiri dengan senjata. Walaupun demikian diajarkan juga cara untuk menghadapi lawan yang menggunakan senjata. "Apakah dapat dikatakan insan beladiri, jika ada orang yang membawa senjata yang bukan bagian dari tugasnya ?", begitulah prinsipnya, "Sebab insan beladiri adalah orang yang ingin menciptakan hidup tenang dan selamat" , tambahnya lagi. 

Beladiri Alamiah



                          "Tarung Derajat murni hanya mengolah fisik saja !", tegasnya. Diakuinya, memang tidak ada unsur mistik yang digunakan untuk menambah kekuatan. Berlatih fisik secara rutin dengan suatu teknik yang sudah diramu dan disesuaikan dengan teknik beladiri ciptaannya, namun tidak bertujuan untuk membentuk badan seperti atlet binaraga. Berlatih fisik untuk beladiri berarti juga berlatih napas, dan ini terjadi secara alamiah, tidak ada latihan pernapasan secara khusus. Memang dianjurkan kepada para anggotanya untuk selalu menyempatkan diri berlatih fisik dan teknik setiap hari selama 1 sampai 2 jam. Karena menurutnya untuk membentuk fisik menjadi kuat, otot dan daging menjadi pejal memerlukan latihan yang keras, disiplin yang tinggi dan dilakukan terus-menerus, sehingga diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, kekuatan dan percaya diri menjadi meningkat.
 
                          Kejadian pada masa perkelahian dahulu telah melahirkan teknik beladiri yang terbentuk secara alamiah. Gerakan tangan, kaki, dan juga anggota tubuh lainnya bersumber dari gerakan-gerakan yang biasa dan alamiah dilakukan oleh setiap orang, namun diasah lagi dengan kemasan teknik beladiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dialaminya. Hingga terbentuklah beladiri Tarung Derajat dengan teknik beladiri yang praktis dan efektif. "Yang namanya praktis adalah tidak neko-neko", tuturnya. Menurutnya lagi, tidak ada latihan untuk menahan napas, atau belajar agar menjadi kuat terhadap air raksa atau juga harus kuat terhadap pukulan besi, "Kalau orang lain bisa, harus kita akui", begitu komentarnya dengan tetap menghargai yang lain
. 
                         Setiap anggota Tarung Derajat sudah biasa terdidik secara keras, dengan porsi latihan yang keras, targetnya adalah untuk mencapai dan membentuk anggotanya mempunyai kelembutan hati nurani. Dengan menjadi petarung, perilaku hidup akan menjadi terkendali. "Tidak boleh anggota Tarung Derajat melakukan tindakan yang berlebihan, karena akan mendapat hukuman yang berat", tegasnya ketika mengakhiri pembicaraan.

Arti Lambang


1.      Kepalan tangan warna kuning arah ke depan :
Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.

2.      Sepasang kilat warna merah:
Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.

3.      Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih:
Simbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.




Lambang bagi anggota petarung adalah gerakan dua orang sedang bertarung dengan semangat tinggi (diambil dari siluet gerakan Kang Badai dan Kang Rimba). Para petarung memiliki sebutan ksatria pejuang dan pejuang ksatria.








Inti dari pelatihan Tarung Derajat, seperti digariskan Sang Guru, adalah untuk meningkatkan DERAJAT kehidupan dan kehormatan anggota. Dari situ pula lahir filosofi Tarung Derajat, yakni “Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri”.
Kata BOX sendiri merupakan kata salam/sapaan bagi para sesama anggota tarung derajat.
biasa tertulis pada seragam latihan atau ijasah. dibaca dari atas ke bawah, ditulis sedemikian rupa adalah lambang dari tercipta dan berdiri nya ilmu beladiri Tarung Derajat melalui proses perjalanan panjang dan penuh dengan lika-liku kehidupan.


Tingkatan dalam Tarung Derajat
Tarung Derata adalah beladiri praktis yang mengandalkan tubuh dan dalam kondisi apapun untuk dapat menyerang musuh atau menangkis serangan musuh.Tarung derajat juga memiliki tingkatan-tingkatan yang disebut “Kurata” yang artinya Kuat Rajin dan Tangguh. Berikut tingkatan dalam Tarung Derajat:



1.      Anggota Kurata I Baru Daftar.

             Pada awal latihan diperkenalkan aturan, budaya dan etika latihan Tarung Derajat. setelah itu anggota baru diperkenalkan atau diberikan penjelasan model-model latihan dan tingkatan latihan yang ada ditarung derajat. kemudian diajarkan dasar-dasar: siaga dasar,penghormatan, sikap, hadap kiri kanan, putar, duduk, berdiri, melangkah kesamping kiri dan kanan serta melangkah maju mundur, dan cara bubar

2.      Anggota Kurata I (sabuk putih)

           Pada tingkatan ini semua yang diajarkan adalah Jurus Dasar dari Ilmu beladiri tarung derajat. yang perlu menjadi catatan adalah anggota harus sabar menerima materi dan mengulang-ulangnya kembali sampai benar-benar dikuasai dan menjadi otomatisasi. karena semua rangkaian gerakan beladiri ini dasarnya ada pada materi kurata 1 jika materi kurata 1 tidak dikuasai maka anggota akan kesulitan menyesuaikan diri pada materi selanjutnya. materi kurata 1 adalah materi dasar yang didominasi tehnik tangan dan hanya mendapat satu jenis tendangan beserta jurus wajib gerak langkah dasar yang harus dikuasai. ujian kenaikan tingkat dapat diajukan setelah menguasai materi yang diberikan dan memenuhi syarat jam latihan . Perlu diketahui anggota baru atau kurata 1 beban latihan fisik tidak dipaksakan melainkan dipacu secara perlahan untuk mencapai kemampuan fisik yang prima melalui metode peningkatan bertahap sesuai dengan kondisi fisik masing-masing, artinya latihan tetap terkontrol dan terprogram dengan baik, mengacu pada metodologi kepelatihan olahraga.

3.      Anggota Kurata II (Sabuk Hijau strip 1)

        Pada tingkat anggota diharapkan sudah memiliki kondisi fisik yang cukup baik sehingga mampu menerima materi latihan yang telah diprogram dan dirancang oleh pelatih sesuai dengan metologi kepelatihan beladiri tarung derajat. pada tingkatan ini anggota diajarkan dasar-dasar tendangan dan melepas dan mengunci dari posisi salaman dan pegangan tangan. Jenis tendangan yang harus dikuasai ada tendangan lingkar dalam, tendangan samping, tendangan belakang dan melingkar belakang. fisik anggota pada tingkatan ini masuk tahap pembentukan, dibentuk melalui program latihan peningkatan bertahap.

4.      Anggota Kurata III (Sabuk hijau strip 2)

             Pada tingkatan ini anggota sudah diajarkan untuk merangkaikan tehnik dasar pukulan dan tendangan untuk menjadi dasar dari tehnik tarung. selain itu anggota diajarkan bantingan dan kuncian. pelatih akan mengajarkan materi sesuai dengan program yang telah ditentukan dalam aturan pokok tarung derajat, untuk lebih jelas akan dijelaskan ditempat latihan.

5.      Anggota Kurata IV (Sabuk Biru strip 1)

             Pada tingkatan ini anggota sudah bisa menguasai Tarung Bebas, materi tambahan berupa kuncian bantingan dan bertahan menyerang dari beberapa arah/serangan. serangan lebih dari satu orang. untuk lebih jelas akan dijelaskan ditempat latihan.

6.      Anggota Kurata V (Sabuk biru srtip 2)

           Pada tingkatan ini anggota sudah bisa menjadi asisten pelatih, anggota diajarkan beladiri praktis dan tehnik bertahan menyerang dari berbagai arah serta melawan serangan senjata tajam. intinya pada tahap ini lebih pada penguasaan aplikasi beladiri sesungguhnya dilapangan. untuk lebih jelas akan dijelaskan pada saat latihan

7.      Anggota Kurata VI (Sabuk merah strip 1)

Pada tingkatan ini anggota sudah bisa menjadi pelatih untuk materinya akan dijelaskan pada saat latihan.
8.      Anggota Kurata VII (Sabuk merah strip 2)

Pada tingkatan ini anggota sudah bisa menjadi pelatih utama pada suatu pengcab. wajib melakukan pengembangan. materi latihan akan dijelaskan pada saat latihan.

9.      ZAT 1 (Sabuk Hitam strip 1) dst.

Dewan pelatih. memiliki kewenangan untuk mengembangkan di tingkat provinsi. materi latihan di atur oleh perguruan pusat di Kawah Derajat.


Demikian uraian singkat serba-serbi tentang Tarung Derajat yang tidak dapat saya uraikan dengan lengkap, Mudah-mudahan anda semakin bersemangat dan berminat untuk bergabung dan berlatih tarung derajat. semua hasil latihan tergantung dari pribadi masing-masing. kerja keras ulet tekun berlatih, Bersama-sama sambung tali silaturahmi dan persaudaraan. BOX…!!!






Sumber:







Tidak ada komentar:

Posting Komentar