Senin, 09 April 2018

Kenapa 21 April Diperingati Hari Kartini?

    Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Tanggal peringatan ini sesuai dengan hari kelahiran Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi Indonesia yang saat itu masih berada di bawah penjajahan kolonial Belanda.

    Kartini adalah puteri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang priyayi dari kalangan ningrat Jawa. Tidak lama setelah Kartini lahir, sang ayah yang semula menjabat sebagai seorang patih diangkat menjadi Bupati Jepara. Sementara ibu yang melahirkan Kartini adalah M.A. Ngasirah, seorang anak dari tokoh agama terkenal di Jepara, Kyai Haji Madirono, dan masih memiliki garis keturunan dari trah Mataram, tepatnya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

    Besar di lingkungan bangsawan, Kartini memperoleh pendidikan yang cukup baik, tidak seperti kaum perempuan pribumi yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Ia menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School) hingga usianya menginjak 12 tahun. Namun, setelah itu, Kartini diwajibkan berdiam di rumah sesuai tradisi Jawa, yakni dipingit.

    Meskipun demikian, keinginan Kartini untuk terus belajar tidak padam. Ia belajar sendiri dan berkorespondensi melalui surat dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda. Berkat membaca banyak referensi dari Eropa, Kartini ingin agar kaum perempuan sebangsanya tidak lagi tertindas dan bisa ikut maju bersama-sama kaum pria. Kumpulan surat-surat Kartini itulah yang kelak diterbitkan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

    Dari situlah kemudian, perjuangan Kartini untuk memajukan kaum wanita di Hindia Belanda (nama Indonesia semasa masih dijajah Belanda) dimulai, termasuk dengan mendirikan sekolah wanita dengan dukungan sang suami, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang tidak lain adalah Bupati Rembang.

    Sayang, Kartini meninggal dunia di usia muda, yaitu 25 tahun, beberapa hari setelah melahirkan anak pertama sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada tanggal 13 September 1904. Tanggal lahir Kartini, yakni 21 April, pun diperingati setiap tahunnya untuk mengenang perjuangan dan pengabdian sang pendekar kaum wanita Indonesia.


sumur: http://sidomi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar